Posts

Pedalaman Manggeng, Area Lintas Alam Tersembunyi Abdya

Image
Rawohnanggroe | Langit biru sempurna. Deru angin nan lirih turun dari pegunungan menuju lembah sempit di pedalaman itu. Minggu, 30 Juni 2019, tim akhirnya menyempatkan berjelajah ke Pedalaman Manggeng.  Salah satu jeram di Pucok Manggeng | Foto: TimRN Menuju ke sana, kami harus berkendara dua kilometer dari Jalan Nasional, terus menyusuri Jalan T.R. Iskandar hingga ke ujung jalan beraspal habis. Selanjutnya, tim harus berjalan kaki beberapa kilometer lagi. Petualangan kami sebenarnya sudah telat, tapi daripada kecewa dan karena sudah sepakat, perjalanan ini tetap berlanjut. Pucok Manggeng adalah satu kawasan di pinggiran Taman Nasional Gunung Leuser yang masuk dalam area Pegunungan Bukit Barisan. Hampir tak ada publikasi/literasi yang mengulas mengenai daerah ini. Kurangnya dokumentasi dan tak dijelajahi oleh para netizen maupun penggiat wisata merupakan penyebabnya. Menjelajah ke sana, kita bisa menyusuri alur Krueng (Sungai) Manggeng yang arusnya tak begitu besar. Sampai

Keunikan Manggeng, dari Peunayong Sampai Monas (I)

Image
Rawohnanggroe | Manggeng , sebuah kota kecil yang strategis di Lintas Blangpidie-Tapaktuan. Dikalangan penduduk sekitar kota ini sering disebut kota dagang mini, karena memang aktifitas utama adalah perdagangan, khususnya tekstil (fesyen) dan pertanian. Gang Bombay, Pasar Lama | Foto: TimRN Orang-orang Manggeng pun dikenal sebagai masyarakat yang suka merantau dan berdagang. Jika Indonesia punya orang Padang yang suka merantau dan Aceh punya orang Pidie yang suka merantau, maka Abdya punya orang Manggeng. Ini terbukti dari banyaknya orang Manggeng yang memilih mengadu nasib dan berdagang ke daerah lain, seperti di Blangpidie, Lama Inong, Babahrot bahkan sampai Meulaboh dan Sinabang. Dalam segi pembangunan Manggeng memang kurang pesat. Wajar saja, karena kota kecil ini hanya ibukota kecamatan yang perkembangannya tentu kurang gemerlap jika dibandingakan dengan ibukota kabupaten, seperti Blangpidie, Tapaktuan dan Subulussalam.  Padahal bila ditarik kebelakang, Manggeng sudah cu

Keunikan Manggeng, dari Peunayong Sampai Monas (II)

Image
Rawohnanggroe | Di sekitaran Manggeng Raya (gabungan Manggeng dan Lembah Sabil ) ada banyak tujuan wisata asik yang bisa dikunjungi, seperti Pantai Ujong Manggeng, Pantai Kerikil Suak Beurumbang , Panorama Batee Lhee, Kawasan Rekreasi Krueng Baru dan masih banyak lagi. Pedagang Batee Puteh di Kr. Baru | Foto: Acehkita Selain yang sudah disebutkan di atas, Manggeng masih memiliki hal-hal unik yang mungkin tidak dimiliki daerah lain. Berikut ulasannya: Bagian I, klik disini ! Batu Putih Sebagai Oleh-oleh Khas Mungkin ini yang paling nyeleneh. Kenapa? karena biasanya oleh-oleh itu dalam bentuk makanan atau pernak-pernik. Tapi di Manggeng buah tangan yang paling khas adalah Batu Putih. Para penjual bisa dengan mudah dijumpai di Kawasan Krueng Baru , di sepanjang Jalan Nasional atau persisnya di dekat jembatan. Batu-batu ini diambil langsung dari Krueng Baru. Batu berwarna putih bersih ini biasanya dijual dalam satuan karung atau plastik, ukurannya pun beragam. Batu-batu

Ziarah Pusara Ulama Kharismatik Abuya Muda Waly

Image
Rawohnanggroe | Angin berhebus syahdu dari arah selatan menuntun kami hingga sampai ke Blangkeujeren , pusat Kecamatan Labuhan Haji Barat . Inilah tanah dimana syiar Islam tidak pernah sepi. Tanah yang mana masyarakatnya sangat berbangga karena seorang ulama besar pernah menghabiskan hidup di sini, mengabdi untuk mengajarkan agama Allah. Peziarah Makam Abuya Muda Waly | Sumber: Google Selain dikenal sebagai pusat pengembangan Islam di Aceh, Labuhan Haji punya keistimewaan tersendiri. Jika Anda sedang di sana tentu belum lengkap jika tidak mendatangi Darussalam. Di sinilah tiap saat pengkajian ilmu agama digemakan, terutama ilmu tasawuf. Daerah ini pun kini dijuluki dengan " Kota Pengkajian Tauhid Tasawuf ". Dayah Darussalah adalah salah satu pesanten yang sudah sejak lama melakukan pengkajian, pendidikan dan penerapan ilmu tasawuf. Darussalam berperan penting dalam mencetak generasi islam dan telah banyak melahirkan ulama-ulama besar Aceh dari dulu hingga sekarang.

Pesona Keumumu Hilir yang Jarang Dikunjungi

Image
Rawohnaggroe | Kami masih berada di Aceh Selatan , tanah yang penuh dengan legenda. Bukan hanya terkenal karena keramahan dan keragaman masyarakatnya, daerah ini juga memiliki banyak keindahan alam yang mampu mebius siapa saja yang ke sana. Cadas dekat Pantai Keumumu Hilir | Foto: TimRN Alam membentang dari Krueng Baru sampai Kapai Seusak dekat Kota Subulussalam masih menyimpan banyak keindahan dan hal menarik yang belum tersentuh dan diekspos media.  Sebagai kabupaten yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, Aceh Selatan juga memilki banyak pantai yang indah. Salah satunya adalah Pantai Keumumu Hilir di Labuhan Haji Timur.  Letaknya tak begitu jauh dari Jalan Nasional, hanya sekitar 100 meter Lintas Blangpidie-Tapaktuan. Di sana ada sebuah pesantren yang dengan mudah terlihat dari jalan raya. Tempat ini menawarkan daya tarik berupa bebatuan cadas yang tegak berdiri di dekat pantai, perairan tenang dan jejeran nyiur. Di sini gelombang kadang-kadang kuat me

Masjid Jamik Manggeng dan Tanah Perjuangan Tgk. Peukan

Image
Rawohnanggroe | Cuaca terik saat kami dalam perjalanan pulang dari Labuhan Haji. Karena sudah tiba waktu shalat, kami pun beribadah sambil beristirahat di satu masjid di Manggeng , Aceh Barat Daya . Rumah ibadah ini merupakan salah satu masjid utama di kota kecil Manggeng. Memiliki satu kubah hijau | Foto: TimRN Bangunan masjid itu hampir keseluruhan bercat putih. Letaknya persis di pinggir Sungai Manggeng dan bersebelahan dengan Jalan Nasional. Masjid ini kabarnya sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Masuk ke dalam, suasana damai begitu terasa. Dekorasi dan relief bangunan memang tak begitu mewah, namun kami begitu merasakan kekhusyukan saat beribadah di sini. Lokasi masjid berada di Desa Meurandeh , Kecamatan Lembah Sabil  dan sering dikenal dengan nama Masjid Jamik Manggeng . Daerah ini sendiri dikenal sebagai tanah perjuangan seorang pahlawan kemerdekaan, yaitu Tgk. Peukan . Di desa inilah pahlawan itu membangun keluarga kecil, mendidik dan melakukan perlawanan terh

Trumon, Negeri Kaya yang Hilang

Image
Rawohnanggroe | Aceh tanah di ujung Pulau Sumatra yang penuh pesona. Wilayah istimewa ini sudah sejak lama dikenal sampai seantero dunia. Negeri kaya raya, alam dan sejarahnya. Dulu, pada abad ke 16 Aceh adalah satu dari lima peradaban Islam terbesar dunia.  Kemakmuran dicapai lewat perdaganggan internasional. Lada, emas, kemenyan, cengkeh dan pala merupakan komoditas paling berharga pada masa lalu. Tim di Dermaga Trumon | Foto: TimRN Wilayah Kesultanan Aceh Darussalam dulu terdiri atas negeri-negeri, seperti Pedir, Pasai, Daya, Linge dll. Di kawasan Pantai Selatan Aceh juga terdapat sebuah negeri yang pernah jaya pada abad ke 17-19 masehi. Negeri itu bernama Trumon. Trumon dikenal sebagai salah satu bandar penting perdagangan rempah-rempah milik Kesultanan Aceh. Hasil dari bumi Trumon bahkan mencapai Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Kerajaan ini juga pernah mencetak mata uang sendiri. Sayangnya, di pertengahan abad 19 masehi perlahan-lahan negeri Trumon kehilanga

Madat Manggeng, Sisa Masa Kesultanan Aceh

Image
Rawohnanggroe | Hembusan angin lautan membelai helai-helai daun. Suasana hening mengisi seluruh tanah yang bersejarah ini. Di antara rawa dan tambak inilah diperkirakan pusat pemerintahan Kenegerian Manggeng yang pertama. Sisa bangunan Madat Manggeng | Foto: TimRN Muhammad Ghauts Saiful 'Alam Syah seorang  kartograf  (pembuat peta) Kesultanan Aceh, menyebut p usat kenegerian itu dengan nama  بندر مانكين (Bandar Mankin/Manggeng). Beliau adalah utusan penting Sri Paduka Sultan Ibrahim Manshur Syah pada abad ke-13 Hijriah/19 Masehi untuk memetakan bandar-bandar (kota-kota pelabuhan) di seluruh Aceh, bahkan Asia Tenggara/ Kepulauan India  ( Jaza'ir Al-Hind ). Perjalanan beliau berhasil dengan dibuatnya sebuah peta yang kemudian dibawa bersamaan dengan surat penegasan hubungan diplomatik antara Aceh Darussalam dan Turki. Surat itu dibawa oleh Sidi Muhammad yang ditujukan langsung kepada Sultan Abdul Majid di Istanbul. Bandar-bandar yang dicantumkan  Muhammad Ghauts