Posts

Showing posts from August, 2016

Sejarah Ringkas Kenegerian Manggeng

Image
Rawohnanggroe | Manggeng, sebuah pelosok kecil di Aceh punya keragaman masyarakat, budaya dan sejarah yang dilalui. Berawal dari pemukiman kecil di muara sungai, kini makin berkembang menjadi sebuah kota kecil yang diperhitungkan di Barat Daya Aceh. Fajar di Bekas Bandar Manggeng | Foto: TimRN Daerah ini memiliki sejarah panjang di bawah Kesultanan Aceh. Dalam sebuah peta tua peninggalan Aceh Darussalam, kawasan ini ditulis dengan nama Bandar Mankin (بندر مانكين) bersanding dengan Susoh dan Labuhan Haji. Peta itu ditulis oleh Muhammad Ghauts Saiful 'Alam Syah, seorang kartograf  (pembuat peta) abad ke-19 Masehi. Peta dalam aksara jawi ini dibuat tahun 1850 pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim Mansyur S y ah. Bersama sepucuk surat, peta tersebut ditujukan kepada penguasa Turki di Istanbul. Dibawa oleh utusan Sidi Muhammad bersamaan dengan surat penegasan hubungan Aceh-Turki yang sudah terjalin sejak abad 15. Penabalan nama bandar oleh kartograf Kesultanan Aceh tentu

Puing Sejarah Serbuan Amerika di Abdya

Image
Rawohnanggroe | Kuala Batee m erupakan sebuah kerajaan kecil di Aceh yang pernah menggemparkan Amerika Serikat. Lantaran warga setempat membajak sebuah kapal Amerika pada 7 Februari 1831. Peristiwa itu dipicu kemarahan orang Aceh karena merasa selalu ditipu Amerika dalam perdagangan lada. Tiga awak kapal terbunuh. Kerugian diperkirakan sebesar US$ 50 ribu. Situs invasi Amerika di Kuala Batee | Foto: Khairil Setelah peristiwa pembajakan , Amerika mengirim kapal perang Potomac ke Aceh. Ini adalah kapal perang terbaik yang dimiliki Amerika saat pemerintahan Presiden Jackson. Perang pecah setahun setelah pembajakan menjelang matahari terbit pada 7 Februari 1832. Peristiwa p enyerbuan ini merupakan kali pertama Amerika melakukan invasi di Sumatra. Warga Kuala Batee tahu akan kedatangan kapal Amerika dan segera bersiaga di pantai. Amerika menyerbu benteng-benteng pertahanan. Korban jatuh dari kedua belah pihak. Namun, kapal Amerika berhasil menghancurkan Kuala Batee dengan melontark

Panorama Segar Pinggiran Blangpidie

Image
Rawohnanggroe | Berekreasi di alam terbuka memang menyenangkan, apalagi yang ditawarkan berupa kehijauan. Kita betah berlama-lama saat paduan alam menyajikan sesuatu yang komplek. Misalnya, ada sungai mengalir bening, pohon-pohon rindang, aneka fauna dan suasana hening jauh dari kebisingan. Tentu saja hutan yang terjaga bisa memberikan ini semua. Kehijauan di Kawasan Ie Dikila | Foto: Khairil Sebenarnya Provinsi Aceh memilikinya. Hutan hujan tropis di Tanah Rencong sudah diakui dunia. Di luar sana, mungkin orang luar iri dengan hutan yang masih dimiliki Aceh. Hanya saja sampai sekarang potensi ini belum digarap sempurna oleh pihak berwenang. Seiring kondusifnya keamanan pasca perdamaian, sektor pariwisata bisa dibilang makin menggeliat. Belakangan, anak muda Aceh kembali menggandrungi wisata outbond seperti berkemah dan menjelajah hutan. Di dekat pusat pemerintahan Aceh Barat Daya terdapat sebuah ekosistem hutan, sering disebut Kawasan Pemandian Ie Dikila. Selama ini Ie Dikila h

Uniknya Hamparan Kerikil Pantai Suak Beurumbang

Image
Rawohnanggroe | Pantai adalah sebuah bentuk muka bumi pemisah antara daratan dengan lautan. Setiap pulau dan daratan pasti memiliki garis pantai yang terbentuk ratusan ribu bahkan jutaan tahun lalu. Biasanya tersusun atas pasir yang beraneka tipe warna atau hanya tebing batu saja. Pantai dengan hamparan bebatuan | Foto: TimRN Lain halnya dengan sebuah pantai di Aceh Barat Daya, bukan pasir halus yang ditawarkan malah batu-batu kerikil nan lembut. Sepanjang garis pantainya yang hampir mencapai satu kilometer hanya dapat ditemukan bebatuan kerikil dengan ukuran hampir sama. Warnanya pun beragam. Lokasi pantai berada di Kecamatan Lembah Sabil pada tiga gampong, yaitu Ladang Tuha I, Ladang Tuha II dan Ujong Tanoh. Pantai ini sering disebut pantai Suak Beurumbang. Mengaksesnya bisa dari Simpang Meunasah Sukon, Jalan Tgk. Peukan. Lurus saja hingga sampai ke pantai yang dimaksud. Jaraknya dari Balngpidie kira-kira 40 menit atau 23 kilometer perjalanan, dapat ditempuh dengan an

Di Abdya, Ada Sajian Mengocok Lidah

Image
Rawohnanggroe | Bepergian ke sebuah daerah tak lengkap rasanya jika tidak menemukan hal menarik. B ukan hanya lokasi wisata, budaya dan aktifitas masyarakat saja ya ng dicari , tetapi kuliner khasnya juga. Setiap daerah di Indonesia memiliki sajian lezat yang jadi ciri khas dan tidak terdapat ditempat lain. Mie Kocok Abdya warung Zidane | Foto: Khairil Begitu halnya jika bepergian ke Aceh, misalnya jika Anda ke Pidie wajib mencoba Adee, ke Aceh Besar ada ayam tangkap, Aceh Tengah ada Masam Jing, Aceh Barat ada Kopi Khop, dll. Jika Aceh Barat Daya selama ini hanya dikenal dengan sejumlah daya tarik wisata , ternyata juga memiliki sajian kuliner lezat, namanya Mie Kocok Abdya. Di Kabupaten berjuluk Bumi Breuh Sigupai ini pengunjung bisa dengan mudah menemukan warung-warung yang menawarkan menu utama mie kocok. Mulai dari Kecamatan Manggeng hingga ke Kuala Batee. Di ibukota kabupatennya, Blangpidie, mie kocok lebih mudah didapatkan. Warung yang menjual hidangan ini nyaris