Posts

Showing posts from August, 2017

Madat Manggeng, Sisa Masa Kesultanan Aceh

Image
Rawohnanggroe | Hembusan angin lautan membelai helai-helai daun. Suasana hening mengisi seluruh tanah yang bersejarah ini. Di antara rawa dan tambak inilah diperkirakan pusat pemerintahan Kenegerian Manggeng yang pertama. Sisa bangunan Madat Manggeng | Foto: TimRN Muhammad Ghauts Saiful 'Alam Syah seorang  kartograf  (pembuat peta) Kesultanan Aceh, menyebut p usat kenegerian itu dengan nama  بندر مانكين (Bandar Mankin/Manggeng). Beliau adalah utusan penting Sri Paduka Sultan Ibrahim Manshur Syah pada abad ke-13 Hijriah/19 Masehi untuk memetakan bandar-bandar (kota-kota pelabuhan) di seluruh Aceh, bahkan Asia Tenggara/ Kepulauan India  ( Jaza'ir Al-Hind ). Perjalanan beliau berhasil dengan dibuatnya sebuah peta yang kemudian dibawa bersamaan dengan surat penegasan hubungan diplomatik antara Aceh Darussalam dan Turki. Surat itu dibawa oleh Sidi Muhammad yang ditujukan langsung kepada Sultan Abdul Majid di Istanbul. Bandar-bandar yang dicantumkan  Muhammad Ghauts  

Cita Rasa "Rukok Pucok" Khas Aceh

Image
Rawohnanggroe | "Rukok Pucok" —bahasa lokal (rokok dari pucuk nipah) merupakan rokok tradisional yang masih bertahan hingga kini di Aceh.   Rokok jenis ini hanya dihisap oleh kalangan tertentu, terutama orang tua di perkampungan. Komposisinya  hanya terdiri dari dua bahan alami, yaitu pucuk daun nipah dan tembakau. Nipah muda dan tembakau | Foto: TimRN Membuatnya cukup mudah, hanya perlu melinting/membalut  tembakau dengan daun nipah muda yang sudah dikeringkan.  Selain lebih murah, p erpaduan dua bahan alami ini akan menghasilkan aroma dan cita rasa khas yang  berbeda dengan rokok modern zaman sekarang. Kebiasaan merokok menggunakan daun nipah sebenarnya juga ditemukan di  daerah lain di Sumatra. D i Aceh sendiri, rokok  tradisional ini masih bertahan dibeberapa daerah  seperti Abdya, Aceh Selatan, Nagan Raya dll. Saat diadakan hajatan pernikahan misalnya, selain ranup , rukok pucok jadi salah satu hal yang disediakan tuan rumah untuk tamu laki-laki. Biasanya ak

Di Aceh, Menikah dan Khitanan "Harus" Berinai

Image
Rawohnanggroe | Kali ini kami ingin membagikan tulisan tentang satu tradisi unik memakai inai. Di  Tanong Rencong  kegiatan adat ini disebut " boh gaca"  yang dilakukan saat pesta perkawinan dan kadang-kadang khitanan. Tradisi boh gaca masih tetap bertahan hingga kini, baik di kampung dan di kota disebagian wilayah Provinsi Aceh. Seorang dara baro sedang memakai inai | Foto: TimRN Sekilas kegiatan ini mirip dengan budaya memakai inai di India, dan mungkin saja memang ada pengaruh dari sana. Dalam kenyataannya tidak diragukan lagi, budaya India memang sangat dekat bahkan mempengaruhi budaya Aceh dan Indonesia pada umumnya. Kegiatan ini hanya prosesi adat semata. Tak ada yang mewajibkan harus dilakukan. Hanya saja, karena sudah jadi kebiasaan,  jika hal ini ditinggalkan  akan tersasa ada kurang. Salah satu daerah yang masih mempertahankan tradisi ini adalah Aceh Barat Daya . Di kabupaten ini, boh gaca biasanya dilakukan pada malam hari. Tidak tanggung-tanggung, ke

Limun, Minuman Legendaris yang Kian Langka

Image
Rawohnanggroe | Kali ini saya ingin sedikit bernostalgia dengan limun. Kalian yang sudah berumur pasti tau dengan minuman legendaris ini. Ya, limun pernah populer sejak lama sampai akhinya perlahan menghilang. Pemuda dengan dua botol limun | Foto: TimRN Minuman bercitarasa unik ini memiliki aroma dan tampilan khas. Limun mulai susah ditemukan sejak era 2000-an, dan kini nyaris hilang di pasaran. Ini dikarenakan banyak munculnya minuman instan lain yang dipromosi dan didistribusikan secara besar-besaran. Limun biasanya diproduksi secara tradisional oleh industri rumahan. Pemasarannya pun tak begitu luas. Mungkin anak-anak zaman sekarang asing dengan nama dan rasanya. Tentu tidak bagi kita, pemuda-pemudi yang saat ini sudah berumur 25 ke atas. Saya yakin, Anda pasti rindu dan punya cerita tersediri tentang ini. Saya ingat dulu, saat hari raya tiba, kami selalu berpesta pora limun. Karena rasa yang berbeda-beda, kadang saya bisa menghabiskan sampai tiga botol. Harganya pun san

Damai Pagi di Pasar Pagi Manggeng

Image
Rawohnanggroe | Dalam kedamaian subuh hari, saya sempatkan diri menikmati nuansa pagi di Pasar Pagi Manggeng . Hiruk-pikuk kendaraan bermotor belum begitu ramai, hanya ada riuh pedagang dan pembeli di sana. Dalam suasana itu terbesit satu pesan; "S elama terus berusaha, rezeki akan datang kapan saja meski dalam keadaan remang sekali pun ". Aktivitas pasar pagi | Foto: TimRN Tempat ini menjadi pusat kegiatan masyarakat di pinggiran Kabupaten Aceh Barat Daya. Setelah sholat subuh pedagang berkumpul di sana untuk menjajakan dagangannya. Para pedagang memilih tempat ini karena strategis dan pembelinya juga ramai. Pasar ini selalu ada saban harinya, tepat di halaman bangunan tua Sekolah Menengah Pertama ( SMP lama Manggeng ), Kedai Manggeng. Banyak petani dan pedagang berkumpul di sana, datang dari seluruh wilayah, seperti dari Labuhan Haji, Meukek dan Tangan-tangan. Barang yang dijual beragam dan dijamin murah. Ada sayuran, buah-buahan, ikan segar dan ikan asin. Sebag

Memandang Takengon dari Bur Gayo

Image
Rawohnanggroe | Bepergian ke Aceh jangan lupa untuk sekali menjelajah keindahan Aceh Tengah . Kabupaten yang beribukota di Takengon ini memiliki sejumlah tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kawasan ini sendiri sering dijuluki dengan Negeri Antara, Negeri di Atas Awan dan Kota Dingin untuk Takengon. Memandang kota | Foto: TimRN Pemandangan yang paling banyak didapatkan di sana adalah hamparan pegunungan dan perairan laut tawar. Takengon tepat berada disisi barat danau terbesar di Aceh itu. Bagi yang tertarik ke sana, bisa melalui Bandara Rembele di Kabupaten Bener Meriah, dan jalur darat via Bireuen, Gayo Lues atau via Nagan Raya. Hutan menghijau dan hawa sejuk akan menambah kesan berbeda, apalagi ditemani secangkir kopi di kedai kopi di pusat Kota Takengon. Aceh Tengah memang dikenal sebagai lumbung kopi di Indonesia. Hasil dari tanahnya yang subur telah dikirim ke berbagai belahan dunia. Jika ke sana, sempatkan diri Anda untuk mengunjungi gua-gua yang ada di seki

Mengintip Tiga Pantai Bakongan Timur

Image
Rawohnanggroe | Kali ini kami akan mengajak Anda ke Aceh Selatan , tepatnya ke Kecamatan Bokongan Timur . Kawasan tersebut masih jarang terekspos, padahal banyak sekali tujuan wisata yang bisa dikunjugi di sana. Sebut saja Pulau Dua yang merupakan lokasi menyelam terbaik di Aceh Selatan. Pohon Abadi, Pasi Seubadeh | Foto: TimRN Tapi kami tidak membahas pulau tersebut, melainkan tentang tiga pantai yang pernah kami datangi beberapa waktu lalu. Pantai yang pertama yaitu Seuleukat , sebuah pantai yang diapit dua perbukitan hijau disekelilingnya. Letaknya berada di Desa Seuleukat, dan  memiliki pasir yang halus keabu-abuan. Muara tenang dan hutan rawa yang asri berada tak jauh dari pantai. Seuleukat juga punya tempat asik buat memancing, namanya "Batee Breet" , lokasi ini selalu ramai saat pagi dan sore hari. Tidak ada jalan aspal untuk akses ke sana. Biasanya, Pantai Seuleukat hanya didatangi oleh masyarakat sekitar pada hari libur saja. Kedua , Pantai Seubadeh , m