Cita Rasa "Rukok Pucok" Khas Aceh

Rawohnanggroe | "Rukok Pucok" —bahasa lokal (rokok dari pucuk nipah) merupakan rokok tradisional yang masih bertahan hingga kini di Aceh. Rokok jenis ini hanya dihisap oleh kalangan tertentu, terutama orang tua di perkampungan. Komposisinya hanya terdiri dari dua bahan alami, yaitu pucuk daun nipah dan tembakau.
Nipah muda dan tembakau | Foto: TimRN

Membuatnya cukup mudah, hanya perlu melinting/membalut tembakau dengan daun nipah muda yang sudah dikeringkan. Selain lebih murah, perpaduan dua bahan alami ini akan menghasilkan aroma dan cita rasa khas yang berbeda dengan rokok modern zaman sekarang.

Kebiasaan merokok menggunakan daun nipah sebenarnya juga ditemukan di daerah lain di Sumatra. Di Aceh sendiri, rokok tradisional ini masih bertahan dibeberapa daerah seperti Abdya, Aceh Selatan, Nagan Raya dll.

Saat diadakan hajatan pernikahan misalnya, selain ranup, rukok pucok jadi salah satu hal yang disediakan tuan rumah untuk tamu laki-laki. Biasanya akan ditaruh dalam gelas kaca, lengkap dengan tembakau dan korek api. Sesekali anak-anak dibolehkan mencobanya, namun tanpa tembakau.

Nipah adalah tumbuhan rawa sejenis palem yang tumbuh di muara sungai atau dilingkungan hutan bakau. Sebelum dugunakan, daun nipah muda harus dikelupas tipis kulit arinya terlebih dahulu, dijemur kering, dan dipotong-potong sesuai ukuran rokok.

Tembakau yang digunakan juga khas. Biasanya didatangkan langsung dari wilayah tengah Aceh, yang memang sudah terkenal sebagai penghasil tembakau sejak lama. So, pernahkah Anda mencoba rokok jenis ini?

Baca juga: Tradisi Boh Gaca

Comments

Popular posts from this blog

Terkenang Beutong Ateuh Banggalang

Keindahan Pantai Batee Puteh di Meukek

Gunong Trans, Kehijauan Sejauh Mata Memandang

Di Aceh, Menikah dan Khitanan "Harus" Berinai